Fresta Go! - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengancam akan menembak jatuh jet tempur milik militer Israel, jika Negara Yahudi itu terbukti menyerang fasilitas nuklir Iran pada tahun 2014 lalu.
Seperti yang dilansir surat kabar asal Kuwait , Al-Jarida. Melaporkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berniat untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.
Pemerintah Netanyahu yang memutuskan untuk menyerang Iran setelah mengetahui bahwa AS dan Iran terlibat dalam diskusi rahasia mengenai program nuklir. AS dan Iran dilaporkan akan menandatangani perjanjian tanpa sepengetahuan Israel.
Menurut laporan Al-Jarida, salah satu menteri Israel telah mengungkapkan rencana ini kepada Menteri Luar Negeri AS John Kerry. Obama yang mendengar rencana itupun mengancam untuk menembak jatuh jet tempur Israel sebelum mampu mencapai Iran.
Netanyahu dikabarkan memerintah Kepala Staf Benny Gantz untuk mempersiapkan operasi yang ditujukan kepada program nuklir Iran. Sebagai tambahan, Netanyahu dan menterinya juga memutusakan untuk melakukan berbagai cara agar Iran dan AS mencapai kesepakatan mengenai program nuklir Iran yang dianggap mengancam Israel.
"Gantz dan anak buah mempersiapkan penyerangan dan jet tempur Israel melakukan latihan, guna memastikan rencana itu berhasil. Jet tempur Israel bahkan melakukan penerbangan uji coba di wilayah udara Iran dan berhasil menghindari radar," lapor Al-Jarida.
Presiden AS yang mendengar kabar ini pun langsung bertindak. Obama mengancam Netanyahu untuk segera menghentikan rencana serangannya tersebut. Obama juga mengancam akan menjatuhkan seluruh jet tempur milik Israel sebelum mereka mencapai Iran.
Menghentikan Iran dalam membangun program nuklirnya, menjadi tantangan bagi Obama dan Netanyahu. Namun kedua pemimpin ini memiliki cara pikir yang berbeda.
Bagi Obama, mencari bukti terpercaya bahwa Iran tidak membuat senjata nuklir merupakan tujuannya. Ini dilakukan akan dirinya mendapatkan dukungan kuat terkait kebijakan luar negeri yang akan diambil.
Sementara Netanyahu tidak bisa menerima kesepakatan apapun dengan Iran, yang tidak bisa menghentikan program nuklirnya. Netanyahu juga menentang cara diplomatik untuk mengatasi ancaman bagi Israel.
Seperti yang dilansir surat kabar asal Kuwait , Al-Jarida. Melaporkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berniat untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.
Pemerintah Netanyahu yang memutuskan untuk menyerang Iran setelah mengetahui bahwa AS dan Iran terlibat dalam diskusi rahasia mengenai program nuklir. AS dan Iran dilaporkan akan menandatangani perjanjian tanpa sepengetahuan Israel.
Menurut laporan Al-Jarida, salah satu menteri Israel telah mengungkapkan rencana ini kepada Menteri Luar Negeri AS John Kerry. Obama yang mendengar rencana itupun mengancam untuk menembak jatuh jet tempur Israel sebelum mampu mencapai Iran.
Netanyahu dikabarkan memerintah Kepala Staf Benny Gantz untuk mempersiapkan operasi yang ditujukan kepada program nuklir Iran. Sebagai tambahan, Netanyahu dan menterinya juga memutusakan untuk melakukan berbagai cara agar Iran dan AS mencapai kesepakatan mengenai program nuklir Iran yang dianggap mengancam Israel.
"Gantz dan anak buah mempersiapkan penyerangan dan jet tempur Israel melakukan latihan, guna memastikan rencana itu berhasil. Jet tempur Israel bahkan melakukan penerbangan uji coba di wilayah udara Iran dan berhasil menghindari radar," lapor Al-Jarida.
Presiden AS yang mendengar kabar ini pun langsung bertindak. Obama mengancam Netanyahu untuk segera menghentikan rencana serangannya tersebut. Obama juga mengancam akan menjatuhkan seluruh jet tempur milik Israel sebelum mereka mencapai Iran.
Menghentikan Iran dalam membangun program nuklirnya, menjadi tantangan bagi Obama dan Netanyahu. Namun kedua pemimpin ini memiliki cara pikir yang berbeda.
Bagi Obama, mencari bukti terpercaya bahwa Iran tidak membuat senjata nuklir merupakan tujuannya. Ini dilakukan akan dirinya mendapatkan dukungan kuat terkait kebijakan luar negeri yang akan diambil.
Sementara Netanyahu tidak bisa menerima kesepakatan apapun dengan Iran, yang tidak bisa menghentikan program nuklirnya. Netanyahu juga menentang cara diplomatik untuk mengatasi ancaman bagi Israel.