BREAKING
 Hari AIDS Sedunia 2013

Jumat, 20 Maret 2015

MMI : Kekejaman Teroris Seperti ISIS Terinspirasi Dari Densus 88

kekejaman Densus 88
Freta Go! - Ketua Majelis Mujahidin Indonesia, Irfan Awwas, menyatakan bahwa ISIS bukanlah mengajarkan ideologi Islam. Ideologi yang dibangun ISIS didasarkan atas kebencian dan diinspirasi oleh kekerasan serupa oleh tentara Barat.

"Segala aksi keji sama sekali bukan ajaran jihad Islam. Justru itu mencontoh perilaku tradisi perang negara-negara Barat. Misalnya bagaimana tentara Amerika memperlakukan warga Afghanistan, mengencingi mayat korban, membakar al-Quran, dan memerkosa wanita Muslim di Irak. Termasuk juga perilaku Densus 88," ujar Irfan.

Densus 88 sebelumnya dikritik atas metode kekerasan yang dilakukan terhadap para terduga terorisme dalam beberapa penyergapan. Video kekejaman yang diduga dilakukan oleh Densus 88 saat melakukan penyerbuan juga bisa disaksikan secara luas di dunia maya.

"Perilaku sadis Densus menjadikan inspirasi dan efektif bagi ideologi balas dendam orang-orang yang bergabung dengan ISIS," kata Irfan lagi.

Irfan menegaskan bahwa ideologi kemarahan dan dendam yang dianut oleh ISIS sama sekali bukan dari ajaran Islam. Itulah mengapa, kata dia, banyak kelompok mujahid di dunia menentang ISIS karena memiliki pemahaman yang ekstrem.

"Mereka jutru merusak citra jihad dengan perilaku seperti itu," ucap Irfan.

Sementara, Kadiv Humas Mabes Polri Birgjen Anton Charliyan menyatakan harus diselidiki dulu apakah benar sikap keras Densus 88 menginsipirasi bagi mereka untuk bergabung dengan ISIS.

"Perlu diselidiki dulu. Apakah jika Densus tidak kejam maka mereka tidak bergabung ISIS?," ujar Anton.  

Saat ini kuat dugaan telah lebih dari 500 WNI telah bergabung dengan ISIS di Suriah. Beberapa waktu lalu, sebanyak 16 WNI ditahan di Turki saat hendak menyeberang ke Suriah, atas dugaan bergabung dengan kelompok ISIS.

Namun Irfan mengimbau pemerintah tidak menyamaratakan semua warga yang ke Suriah akan gabung dengan ISIS. Menurut dia, banyak WNI yang ke Suriah karena ingin memberikan bantuan kemanusiaan pada jutaan rakyat Suriah yang menderita akibat peperangan.


"Harus dibedakan orang ke Suriah karena kemanusiaan, membantu saudara-saudara yang didiskriminasi rezim Bashar al-Assad, dengan yang ingin bergabung dengan ISIS. Saya sendiri pernah ke Suriah," papar Irfan. (CIDC)
 
    Facebook Twitter YouTube