Fresta Go! - Amazon Inc. telah mendapatkan persetujuan dari regulator negara Amerika Serikat untuk melakukan uji coba pesawat tanpa awaknya untuk mengirim barang melalui udara.
Niat amazon tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan impiannya mengirimkan paket pada konsumen dengan cara yang berbeda, meski pun menghadapi kekhawatiran terkait keamanan dan privasi.
Administratur Penerbangan Federal (FAA) mengeluarkan sertifikat percobaan kelayakan terbang untuk bisnis unit Amazon dan prototipe drone, mengijinkan drone terbang di atas lahan pemukiman milik swasta di Negara Bagian Washington.
FAA juga mengabulkan pembebasan dari pembatasan penerbangan lain sehingga drone percobaan bisa terbang. Sertifikat percobaan diaplikasikan hanya untuk drone jenis tertentu dan Amazon harus mendapat sertifikat baru jika mereka melakukan modifikasi atau menerbangkan versi yang berbeda.
Hal itu menyulitkan untuk mengadaptasi model dengan cepat di lapangan. Petisi Amazon untuk ijin itu mengindikasi pengujian beberapa perulangan drone di sebuah fasilitas indoor di Seattle.
Amazon diharuskan terbang di bawah 120 meter dan senantiasa mengawasi drone, demikian menurut FAA.
Amazon meminta ijin untuk terbang di ketinggian hingga 150 meter.
Operator drone harus memiliki sebuah lisensi pilot swasta dan memegang sertifikat medis terkini. Amazon harus menyerahkan data bulanan pada regulator.
Perusahaan itu tidak memberikan respon saat dimintai keterangan, Kepala kebijakan publik Amazon, Paul Misener, dipastikan akan bersaksi pada dengar pendapat di kongres terkait drone Selasa mendatang.
Sebagai bagian dari rencana Chief executive Amazon Jeff Bezos untuk mengirimkan paket di bawah program bernama "Prime Air", perusahaan itu sedang mengembangkan drone yang mampu terbang di kecepatan 80 kilo meter per jam, mampu beroperasi sendiri dan memiliki indera serta mampu menghindari objek.
Amazon juga bekerja sama dengan NASA dalam hal sistem manajemen lalu lintas udara untuk drone.
Amazon meminta ijin dari FAA untuk pengujian drone di area dekat Seattle di mana salah satu laboratorium riset dan pengembangannya tengah melakukan pengembangan teknologi.
Perusahaan telah melakukan tes terbang di luar Amerika Serikat, di negara-negara dengan peraturan yang lebih longgar.
Pada bulan Februari, FAA mengajukan aturan yang lama dinanti untuk mencoba mengatur pedoman untuk drone di Amerika Serikat, merujuk pada kian bertumbuhnya minat baik dari individu maupun perusahaan dalam menggunakan kendaraan udara tak berawak.
Rancangan peraturan masih harus melalui komentar publik dan revisi sebelum final, yang diharapkan selesai setidaknya setahun.
Niat amazon tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan impiannya mengirimkan paket pada konsumen dengan cara yang berbeda, meski pun menghadapi kekhawatiran terkait keamanan dan privasi.
Administratur Penerbangan Federal (FAA) mengeluarkan sertifikat percobaan kelayakan terbang untuk bisnis unit Amazon dan prototipe drone, mengijinkan drone terbang di atas lahan pemukiman milik swasta di Negara Bagian Washington.
FAA juga mengabulkan pembebasan dari pembatasan penerbangan lain sehingga drone percobaan bisa terbang. Sertifikat percobaan diaplikasikan hanya untuk drone jenis tertentu dan Amazon harus mendapat sertifikat baru jika mereka melakukan modifikasi atau menerbangkan versi yang berbeda.
Hal itu menyulitkan untuk mengadaptasi model dengan cepat di lapangan. Petisi Amazon untuk ijin itu mengindikasi pengujian beberapa perulangan drone di sebuah fasilitas indoor di Seattle.
Amazon diharuskan terbang di bawah 120 meter dan senantiasa mengawasi drone, demikian menurut FAA.
Amazon meminta ijin untuk terbang di ketinggian hingga 150 meter.
Operator drone harus memiliki sebuah lisensi pilot swasta dan memegang sertifikat medis terkini. Amazon harus menyerahkan data bulanan pada regulator.
Perusahaan itu tidak memberikan respon saat dimintai keterangan, Kepala kebijakan publik Amazon, Paul Misener, dipastikan akan bersaksi pada dengar pendapat di kongres terkait drone Selasa mendatang.
Sebagai bagian dari rencana Chief executive Amazon Jeff Bezos untuk mengirimkan paket di bawah program bernama "Prime Air", perusahaan itu sedang mengembangkan drone yang mampu terbang di kecepatan 80 kilo meter per jam, mampu beroperasi sendiri dan memiliki indera serta mampu menghindari objek.
Amazon juga bekerja sama dengan NASA dalam hal sistem manajemen lalu lintas udara untuk drone.
Amazon meminta ijin dari FAA untuk pengujian drone di area dekat Seattle di mana salah satu laboratorium riset dan pengembangannya tengah melakukan pengembangan teknologi.
Perusahaan telah melakukan tes terbang di luar Amerika Serikat, di negara-negara dengan peraturan yang lebih longgar.
Pada bulan Februari, FAA mengajukan aturan yang lama dinanti untuk mencoba mengatur pedoman untuk drone di Amerika Serikat, merujuk pada kian bertumbuhnya minat baik dari individu maupun perusahaan dalam menggunakan kendaraan udara tak berawak.
Rancangan peraturan masih harus melalui komentar publik dan revisi sebelum final, yang diharapkan selesai setidaknya setahun.